Jumat, 23 Desember 2016

BERBICARA DI DEPAN UMUM



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Permasalahan
Berbicara di depan umum tergolong menjadi aktivitas yang menakutkan bagi banyak orang. Namun, Anda perlu meluangkan waktu untuk mengembangkan keahlian sebagai pembicara, keluarlah dan bagilah keahlian yang anda kuasai. (Stephan Schiffman's : 101 Successful Sales Strategies)
Berbicara di muka umum bukanlah hal yang mudah dilakukan oleh setiap orang. Tapi, bukan pula hal yang teramat sulit untuk dipelajari. Selama ini, Beragam alasan orang akan menghindar untuk tidak berbicara di depan umum.
Padahal siapapun berhak untuk berbicara di depan publik tanpa terkecuali. Apalagi di era seperti sekarang ini, mampu berbicara di depan umum dengan baik dan benar, sudah menjadi bagian dari gaya hidup seseorang. Sudah saatnya setiap orang yang ingin meningkatkan kualitas hidup, meraih sukses yang lebih tinggi, trampil berbicara di depan umum.
Setiap orang punya kesempatan untuk bicara di depan publik. Tetapi sayangnya banyak orang melewatkan kesempatan itu dengan alasan bahwa mereka tidak mampu, dan karenanya juga tidak pernah mengembangkannya. Padahal, memahami dan menyenangi public speaking sama dengan berinvestasi, “Semakin lama dipupuk dan dikembangkan, nilainya akan semakin berkilau.”
Public Speaking adalah keterampilan yang dapat dilatih, dipraktekkan, untuk memberi manfaat sesuai dengan kebutuhan audiens, antara lain: untuk menyampaikan informasi, memotivasi, membujuk dan mempengaruhi orang lain, mencapai saling pengertian dan kesepakatan, meraih promosi jabatan, mengarahkan kerja para staf, meningkatkan penjualan produk/keuntungan bisnis dan membagikan pengetahuan yang dimiliki seseorang.
Sesungguhnya, mampu dan tidaknya seseorang menjadi pembicara hanya masalah tekad dan disiplin dalam mengembangkannya. (Pembentukan Citra Diri melalui Kemampuan Berbicara Di Depan Publik, di Charles Bonar Sirait Shcool Of Communications)
1.2  Perumusan Masalah
1.2.1   Bagaimana cara menghilangkan ketegangan saat berbicara di depan umum?
1.2.2   Bagaimana cara kita berbicara agar mampu menguasai situasi dan kondisi?
1.2.3   Bagaimanakah etika yang seharusnya diterapkan ketika berbicara di depan umum?
1.3  Tujuan Penelitian
1.3.1   Tujuan Penelitian secara Umum
a.       Memberikan solusi untuk seseorang yang akan berbicara di depan umum agar tidak merasa tegang dan ketakutan.
b.      Mempelajari cara agar mampu menguasai situasi saat berbicara.
c.       Mengajarkan etika yang seharusnya digunakan saat berbicara.
1.3.2   Tujuan Penelitian secara Khusus
a.       Mampu meningkatkan kemampuan untuk menghilangkan ketegangan saat berbicara di depan umum.
b.      Lebih terampil untuk mempelajari serta mengetahui cara untuk menguasai  situasi saat berbicara.
c.       Lebih memahami cara untuk menempatkan sikap yang baik saat berbicara.




1.4  Manfaat Penelitian
1.4.1   Manfaat Penelitian secara Teoritis
Berbicara di depan umum merupakan salah satu teknik berbicara yang harus dimiliki oleh pembicara untuk mampu menarik perhatian. Berbicara merupakan komunikasi lisan, berarti ketika Anda sedang berbicara di depan umum Anda harus memahami karakteristik atau ciri bahasa lisan.
1.4.2   Manfaat Penelitian secara Praktis
Dapat melatih mental serta keberanian dalam mengungkapkan sebuah argumen, menambah pengalaman dan berbicara memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai sarana komunikasi.   


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1  LANDASAN TEORI
Berbicara merupakan salah satu aspek dari empat keterampilan berbahasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 148) berbicara adalah suatu kegiatan berkata, bercakap, berbahasa, melahirkan pendapat dengan perkataan atau tulisan dan sebagainya.
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai sarana komunikasi. Hal tersebut terjadi karena manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu berkomunikasi dengan orang lain sebagai wujud interaksi. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka-ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang tertatur mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa, Menurut Tarigan (1998: 13).
Berbicara di depan umum merupakan salah satu teknik berbicara yang harus dimiliki oleh pembicara untuk mampu menarik perhatian audiens. Untuk menarik perhatian audiens, terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh pembicara selain persiapan materi yang matang, yakni : mempersiapkan mental dengan baik, yakni dengan memahami kondisi ruangan dan psikologis audiensnya, berlatih dengan baik dan teratur di depan cermin, dengan maksud agar pembicara mampu melihat mimik dan ekspresi mukanya, menyesuaikan penampilan fisik sebelum tampil di atas panggung, berupaya untuk menjadi diri sendiri, bila perlu selipkan humor-humor atau cerita lucu di antara pembicaraan yang disampaikan, sehingga pendengar tidak merasa bosan.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1  PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS BERBICARA
3.1.1        Pengertian Berbicara
Berbicara merupakan suatu kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar atau penyimak (Tarigan, 2008:16-17).
Sejalan dengan pendapat di atas, Djago Tarigan (1990:149) menyatakan bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Kaitan antara pesan dan bahasa lisan sebagai media penyampaian sangat berat. Pesan yang diterima oleh pendengar tidaklah dalam wujud asli, tetapi dalam bentuk lain yakni bunyi bahasa. Pendengar kemudian mencoba mengalihkan pesan dalam bentuk bunyi bahasa itu menjadi bentuk semula.
Menurut Nurgiyantoro (2001:276) berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa yaitu setelah aktivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi bahasa yang didengarkan itulah kemudian manusia belajar mengucapkan dan akhirnya mampu untuk berbicara.
3.1.2        Jenis – Jenis Berbicara
Secara garis besar jenis-jenis berbicara dibagi dalam dua jenis, yaitu berbicara di muka umum dan berbicara pada konferensi. Guntur Tarigan (1981: 22-23) memasukkan beberapa kegiatan berbicara ke dalam kategori tersebut.
1)      Berbicara di Muka Umum
Jenis pembicaraan meliputi hal-hal berikut.
a)      Berbicara dalam situasi yang bersifat memberitahukan atau melaporkan, bersifat informatif (informative speaking).
b)      Berbicara dalam situasi yang bersifat membujuk, mengajak, atau meyakinkan (persuasive speaking).
c)      Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang dan hati-hati (deliberate speaking).
2)      Diskusi Kelompok
Berbicara dalam kelompok mencakup kegiatan berikut ini.
a)      Kelompok resmi (formal)
b)      Kelompok tidak resmi (informal)

3.2  BERBICARA DI DEPAN UMUM
Berbicara di depan umum merupakan salah satu teknik atau seni berbicara yang harus dimiliki oleh pembicara untuk mampu menarik perhatian audiens. Untuk menarik perhatian audiens, terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh pembicara selain persiapan materi yang matang, yakni : mempersiapkan mental dengan baik, yakni dengan memahami kondisi ruangan dan psikologis audiensnya, berlatih dengan baik dan teratur di depan cermin, dengan maksud agar pembicara mampu melihat mimik dan ekspresi mukanya, menyesuaikan penampilan fisik sebelum tampil di atas panggung, berupaya untuk menjadi diri sendiri, bila perlu selipkan humor-humor atau cerita lucu di antara pembicaraan yang disampaikan, sehingga pendengar tidak merasa bosan.
Persiapan yang baik akan membantu pembicara mengantisipasi gangguan yang akan muncul ketika seseorang berbicara di depan umum. Gangguan tersebut diantaranya adalah kurang antusiasnya audiens untuk memperhatikan pembicaraan yang disampaikan, tidak mendukungnya suasana ruangan, dan karateristik audiens yang di luar perkiraan.
Beberapa contoh Berbicara di depan Umum, salah satunya adalah Berpidato. Pidato merupakan salah satu bagian dari keterampilan berbicara, pidato berarti pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak. Pidato berarti mengemukakan sesuatu secara lisan yang biasa dijumpai di depan umum atau audiensnya.
Pidato bisa menjadi sebuah kegiatan yang menakutkan bagi seseorang yang tidak terbiasa untuk berbicara di depan umum. karena kurangnya rasa percaya diri, takut ditertawakan, atau mungkin ada pengalaman masa dahulu yang membuat pembicara trauma.
Namun, dalam berpidato persiapan mental atau yang berkaitan dengan kejiwaan amat penting untuk seseorang yang akan berpidato. Keberhasilan seseorang dalam berbicara di depan umum akan banyak ditentukan sejauh mana keadaan mental saat berbicara di depan umum.
Selain persiapan mental, persiapan materi juga harus dilakukan dengan baik dan benar. Karena kesiapan materi atau pesan yang akan kita sampaikan akan sangat mempengaruhi kesiapan kita secara mental,  seseorang yang akan tampil di depan umum harus dapat menyesuaikan diri dengan keadaan tempat dan suasana.
Keberhasilan seseorang dalam berbicara juga ditentukan oleh keadaan fisik dan kejiwaannya. Apabila ia sedang dalam keadaan tidak prima, baik kesehatan badan maupun jiwanya, rasanya suatu keberhasilan akan sulit tercapai. Namun, yang perlu ditekankan disini adalah kemauan untuk terus berusaha dan belajar. Di mana ada kemauan berusaha, di situlah terbentang jalan. 
Pada prinsipnya, berbicara di depan umum seperti halnya berpidato sama dengan bercakap-cakap, keduanya menuntut interaksi langsung antara pembicara pendengar. Kalau komunikasi dan interaksi tidak berjalan secara langsung, maka pidato itu kurang berhasil.


3.2.1        Menghilangkan rasa takut ketika Berbicara
Beberapa dari Anda mungkin pernah mengalami saat dimana Anda takut untuk berbicara di depan umum. Anda merasa tertekan, takut, ingin membatalkan situasi itu atau bahkan kabur dengan memberikan orang lain berbicara.
Anda tidak perlu merasa malu karena Anda tidak bisa berbicara di depan umum, tapi Anda juga seharusnya tidak perlu kabur dan takut akan hal ini. Perasaan yang Anda alami dialami juga oleh banyak orang, bahkan orang-orang profesional yang sudah sering berbicara di depan umum juga pernah merasakan hal ini.
Seseorang yang akan berbicara di depan umum harus berhasil melewati 'tembok penghalangnya'. Misalkan saja, Anda harus mencoba untuk menghindari membuat sebuah contekan dan kemudian dihafalkan. Cara ini menjadi sebuah tradisi yang biasa digunakan oleh orang banyak, bahkan buruknya adalah pada saat Anda lupa dengan apa ingin Anda bicarakan, Anda akan tiba-tiba berhenti berbicara dan mengeluarkan contekan. Hal ini dapat merusak penilaian orang terhadap citra Anda.
3.2.2        Menguasai Situasi saat Berbicara
Saat berbicara di depan umum, Anda sebaiknya jangan pernah berbicara menggunakan pikiran saja melainkan hati yang melaksanakan. Sering kali kita jumpai masalah seperti ini, sebagian orang terlalu terpaku pada pokok bahasan yang dibawakan dan arahan yang disusun.
Berbicara dengan hati jauh lebih nyaman dibanding harus berbicara dengan penuh konsentrasi dan memperhatikan gaya bahasa. Dengan cara seperti ini, pendengar akan merasa lebih nyaman saat mendengarkan pembicaraan dalam kondisi bebas dan tidak dipaksakan.
Pandangan mata juga sangat berpengaruh terhadap kelancaran penyajian saat berbicara, jangan memandang hanya kepada satu titik. Biarkan mata menjelajah kemana-mana untuk mengetahui intensitas ketertarikan audiens. Selain itu, saat berbicara di depan umum Anda perlu mengendalikan suara pada titik nyaman Anda. Cara ini dapat menarik perhatian serta memberi kenyamanan juga kepada para pendengar. (Pringgawidagdo, 2002:4)
Alangkah baiknya, untuk lebih menguasai situasi saat berbicara di depan umum Anda harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengemas pembicaraan agar lebih menarik. Karena seseorang dikatakan mampu mendengarkan jika ia dapat menangkap atau menerima dengan benar apa yang didengarnya.
3.2.3        Etika Berbicara di Depan Umum
Seseorang yang akan tampil berbicara di depan umum harus dapat menarik dan menyesuaikan diri dengan keadaan tempat dan suasana. Orang yang akan berbicara pun tentu akan berusaha untuk tampil dengan baik serta menarik demi mencari perhatian dari pendengarnya.
Berbicara merupakan komunikasi lisan, berarti ketika Anda sedang berbicara di depan umum Anda harus memahami karakteristik atau ciri bahasa lisan.
Ketika Anda akan membuka sebuah pembicaraan, sebaiknya terlebih dahulu Anda mengucapkan salam serta ucapan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan kesempatan untuk berbicara di depan umum.
Saat berbicara di depan umum, kemukakan hal-hal atau masalah-masalah penting yang akan Anda sampaikan. Sehingga pendengar dapat menyerap dengan baik apa yang disampaikan pembicara.
Jika para pendengar Anda telah menunjukkan sikap yang baik serta merespon apa yang Anda bicarakan, yakinlah bahwa itu merupakan modal yang sangat berharga untuk menambah rasa percaya diri Anda ketika berbicara di depan umum.


BAB IV
PENUTUP

4.1  SIMPULAN
Berbicara di depan umum merupakan salah satu teknik atau seni berbicara yang harus dimiliki oleh pembicara untuk mampu menarik perhatian audiens. Saat berbicara, Anda juga membutuhkan persiapan yang baik untuk mengantisipasi gangguan yang akan muncul ketika seseorang berbicara di depan umum. Gangguan tersebut diantaranya adalah kurang antusiasnya audiens untuk memperhatikan pembicaraan yang disampaikan.
Persiapan mental atau yang berkaitan dengan kejiwaan amat penting untuk seseorang yang akan berbicara di depan umum. Selain persiapan mental, persiapan materi juga harus dilakukan dengan baik dan benar. Karena kesiapan materi atau pesan yang akan kita sampaikan akan sangat mempengaruhi kesiapan kita secara mental,  seseorang yang akan tampil di depan umum harus dapat menyesuaikan diri dengan keadaan tempat dan suasana.
Keberhasilan seseorang dalam berbicara juga ditentukan oleh keadaan fisik dan kejiwaannya, yang perlu ditekankan disini adalah kemauan untuk terus berusaha dan belajar. Di mana ada kemauan berusaha, di situlah terbentang jalan.
Seseorang yang akan berbicara di depan umum harus berhasil melewati 'tembok penghalangnya'. Misalkan saja, Anda harus mencoba untuk menghindari membuat sebuah contekan dan kemudian dihafalkan.
Seseorang yang akan tampil berbicara di depan umum harus dapat menarik dan menyesuaikan diri dengan keadaan tempat dan suasana. Orang yang akan berbicara pun tentu akan berusaha untuk tampil dengan baik serta menarik demi mencari perhatian dari pendengarnya.
Saat berbicara di depan umum, kemukakan hal-hal atau masalah-masalah penting yang akan Anda sampaikan. Sehingga pendengar dapat menyerap dengan baik apa yang disampaikan pembicara.
Jika para pendengar Anda telah menunjukkan sikap yang baik serta merespon apa yang Anda bicarakan, yakinlah bahwa itu merupakan modal yang sangat berharga untuk menambah rasa percaya diri Anda ketika berbicara di depan umum.
4.2  SARAN
Berdasarkan simpulan di atas, kita seharusnya memahami bahwa keterampilan berbicara merupakan hal penting yang harus dikuasai untuk dapat menambah rasa percaya diri ketika berbicara di depan umum.
Seiring dengan perkembangan tekhnologi, maka penulis menyarankan agar memperbanyak latihan dan menambah pengetahuan serta pengalaman sehingga dapat menyampaikan bahan pembicaraan yang berkelas.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam pembahasan materi di atas. Oleh karena itu, penulis berharap agar  semua pihak dapat memaklumi kekurangan tersebut.

(SKRIPSI) ANALISIS INTERTEKSTUALITAS KETIDAKADILAN GENDER ANTARA NOVEL PEREMPUAN DITITIK NOL KARYA NAWAL EL SAADAWI DENGAN NOVEL NAYLA KARYA DJENAR MAESA AYU

MOTTO Jadilah dirimu. Hidup bukan untuk mendapat pujian orang lain, dan jangan pernah menyamar hanya untuk dipuji, tapi cobalah untu...