BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permasalahan
Berbicara di depan umum tergolong menjadi aktivitas yang menakutkan
bagi banyak orang. Namun, Anda perlu meluangkan waktu untuk mengembangkan
keahlian sebagai pembicara, keluarlah dan bagilah keahlian yang anda kuasai. (Stephan Schiffman's : 101 Successful Sales Strategies)
Berbicara di muka umum bukanlah hal yang mudah dilakukan oleh
setiap orang. Tapi, bukan pula hal yang teramat sulit untuk dipelajari. Selama
ini, Beragam alasan orang akan menghindar untuk tidak berbicara di depan umum.
Padahal
siapapun berhak untuk berbicara di depan publik tanpa terkecuali. Apalagi di
era seperti sekarang ini, mampu berbicara di depan umum dengan baik dan benar,
sudah menjadi bagian dari gaya hidup seseorang. Sudah saatnya setiap orang yang
ingin meningkatkan kualitas hidup, meraih sukses yang lebih tinggi, trampil
berbicara di depan umum.
Setiap orang
punya kesempatan untuk bicara di depan publik. Tetapi sayangnya banyak orang
melewatkan kesempatan itu dengan alasan bahwa mereka tidak mampu, dan karenanya
juga tidak pernah mengembangkannya. Padahal, memahami dan menyenangi public
speaking sama dengan berinvestasi, “Semakin lama dipupuk dan dikembangkan,
nilainya akan semakin berkilau.”
Public Speaking adalah keterampilan yang dapat dilatih,
dipraktekkan, untuk memberi manfaat sesuai dengan kebutuhan audiens, antara
lain: untuk menyampaikan informasi, memotivasi, membujuk dan mempengaruhi orang
lain, mencapai saling pengertian dan kesepakatan, meraih promosi jabatan,
mengarahkan kerja para staf, meningkatkan penjualan produk/keuntungan bisnis
dan membagikan pengetahuan yang dimiliki seseorang.
Sesungguhnya, mampu dan tidaknya seseorang menjadi pembicara hanya
masalah tekad dan disiplin dalam mengembangkannya. (Pembentukan
Citra Diri melalui Kemampuan Berbicara Di Depan Publik, di Charles Bonar Sirait
Shcool Of Communications)
1.2 Perumusan
Masalah
1.2.1
Bagaimana cara menghilangkan ketegangan saat berbicara di depan
umum?
1.2.2
Bagaimana cara kita berbicara agar mampu menguasai situasi dan
kondisi?
1.2.3
Bagaimanakah etika yang seharusnya diterapkan ketika berbicara di
depan umum?
1.3 Tujuan
Penelitian
1.3.1
Tujuan Penelitian secara Umum
a.
Memberikan solusi untuk seseorang yang akan berbicara di depan umum
agar tidak merasa tegang dan ketakutan.
b.
Mempelajari cara agar mampu menguasai situasi saat berbicara.
c.
Mengajarkan etika yang seharusnya digunakan saat berbicara.
1.3.2
Tujuan Penelitian secara Khusus
a.
Mampu meningkatkan kemampuan untuk menghilangkan ketegangan saat
berbicara di depan umum.
b.
Lebih terampil untuk mempelajari serta mengetahui cara untuk
menguasai situasi saat berbicara.
c.
Lebih memahami cara untuk menempatkan sikap yang baik saat
berbicara.
1.4 Manfaat
Penelitian
1.4.1
Manfaat Penelitian secara Teoritis
Berbicara di depan umum merupakan
salah satu teknik berbicara
yang harus dimiliki oleh pembicara untuk mampu
menarik perhatian. Berbicara
merupakan komunikasi lisan, berarti ketika Anda sedang berbicara di depan umum
Anda harus memahami karakteristik atau ciri bahasa lisan.
1.4.2
Manfaat Penelitian secara Praktis
Dapat melatih mental serta keberanian dalam
mengungkapkan sebuah argumen, menambah pengalaman dan berbicara memiliki
peranan penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai sarana komunikasi.
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 LANDASAN TEORI
Berbicara
merupakan salah satu aspek dari empat keterampilan berbahasa. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2003: 148) berbicara adalah suatu kegiatan berkata,
bercakap, berbahasa, melahirkan pendapat dengan perkataan atau tulisan dan
sebagainya.
Bahasa
memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai sarana
komunikasi. Hal tersebut terjadi karena manusia sebagai makhluk sosial, manusia
selalu berkomunikasi dengan orang lain sebagai wujud interaksi. Pembelajaran
bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan itu erat sekali
berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka-ragam.
Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan
urutan yang tertatur mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa, Menurut Tarigan
(1998: 13).
Berbicara di
depan umum merupakan salah satu teknik berbicara
yang harus dimiliki oleh pembicara untuk mampu
menarik perhatian audiens. Untuk
menarik perhatian audiens, terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh
pembicara selain persiapan materi yang matang, yakni : mempersiapkan mental dengan baik,
yakni dengan memahami kondisi ruangan dan psikologis audiensnya, berlatih
dengan baik dan teratur di depan cermin, dengan
maksud agar pembicara mampu melihat mimik dan ekspresi mukanya, menyesuaikan
penampilan fisik sebelum tampil di atas panggung, berupaya
untuk menjadi diri sendiri,
bila perlu selipkan humor-humor atau cerita
lucu di antara pembicaraan yang disampaikan, sehingga pendengar tidak merasa
bosan.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS BERBICARA
3.1.1
Pengertian Berbicara
Berbicara
merupakan suatu kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Berbicara
adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar atau penyimak (Tarigan,
2008:16-17).
Sejalan dengan pendapat di atas, Djago Tarigan (1990:149)
menyatakan bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui
bahasa lisan. Kaitan antara pesan dan bahasa lisan sebagai media penyampaian
sangat berat. Pesan yang diterima oleh pendengar tidaklah dalam wujud asli,
tetapi dalam bentuk lain yakni bunyi bahasa. Pendengar kemudian mencoba
mengalihkan pesan dalam bentuk bunyi bahasa itu menjadi bentuk semula.
Menurut
Nurgiyantoro (2001:276) berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua dilakukan
manusia dalam kehidupan berbahasa yaitu setelah aktivitas mendengarkan.
Berdasarkan bunyi-bunyi bahasa yang didengarkan itulah kemudian manusia belajar
mengucapkan dan akhirnya mampu untuk berbicara.
3.1.2
Jenis – Jenis Berbicara
Secara garis besar jenis-jenis berbicara dibagi dalam dua jenis,
yaitu berbicara di muka umum dan berbicara pada konferensi. Guntur Tarigan
(1981: 22-23) memasukkan beberapa kegiatan berbicara ke dalam kategori
tersebut.
1)
Berbicara di Muka Umum
Jenis
pembicaraan meliputi hal-hal berikut.
a)
Berbicara dalam situasi yang bersifat memberitahukan atau
melaporkan, bersifat informatif (informative speaking).
b)
Berbicara dalam situasi yang bersifat membujuk, mengajak, atau
meyakinkan (persuasive speaking).
c)
Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang
dan hati-hati (deliberate speaking).
2)
Diskusi Kelompok
Berbicara
dalam kelompok mencakup kegiatan berikut ini.
a)
Kelompok resmi (formal)
b)
Kelompok tidak resmi (informal)
3.2 BERBICARA DI DEPAN UMUM
Berbicara di
depan umum merupakan salah satu teknik atau seni berbicara
yang harus dimiliki oleh pembicara untuk mampu
menarik perhatian audiens. Untuk
menarik perhatian audiens, terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh
pembicara selain persiapan materi yang matang, yakni : mempersiapkan mental dengan
baik, yakni dengan memahami kondisi ruangan dan psikologis audiensnya, berlatih
dengan baik dan teratur di depan cermin, dengan maksud
agar pembicara mampu melihat mimik dan ekspresi mukanya,
menyesuaikan penampilan fisik sebelum
tampil di atas panggung, berupaya untuk menjadi diri sendiri,
bila perlu selipkan humor-humor atau cerita
lucu di antara pembicaraan yang disampaikan, sehingga pendengar tidak merasa
bosan.
Persiapan
yang baik akan membantu pembicara mengantisipasi gangguan yang akan muncul ketika seseorang
berbicara di depan umum. Gangguan tersebut diantaranya adalah kurang
antusiasnya audiens untuk memperhatikan pembicaraan yang disampaikan, tidak
mendukungnya suasana ruangan, dan karateristik audiens
yang di luar perkiraan.
Beberapa
contoh Berbicara di depan Umum, salah satunya adalah Berpidato. Pidato
merupakan salah satu bagian dari keterampilan berbicara, pidato berarti
pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak.
Pidato berarti mengemukakan sesuatu secara lisan yang biasa dijumpai di depan
umum atau audiensnya.
Pidato bisa
menjadi sebuah kegiatan yang menakutkan bagi seseorang yang tidak terbiasa
untuk berbicara di depan umum. karena kurangnya rasa percaya diri, takut
ditertawakan, atau mungkin ada pengalaman masa dahulu yang membuat pembicara
trauma.
Namun, dalam
berpidato persiapan mental atau yang berkaitan dengan kejiwaan amat penting
untuk seseorang yang akan berpidato. Keberhasilan seseorang dalam berbicara di
depan umum akan banyak ditentukan sejauh mana keadaan mental saat berbicara di
depan umum.
Selain persiapan mental, persiapan materi juga harus dilakukan
dengan baik dan benar. Karena kesiapan materi atau pesan yang akan kita
sampaikan akan sangat mempengaruhi kesiapan kita secara mental, seseorang yang akan
tampil di depan umum harus dapat menyesuaikan diri dengan keadaan tempat dan
suasana.
Keberhasilan seseorang dalam berbicara juga ditentukan oleh keadaan
fisik dan kejiwaannya. Apabila ia sedang dalam keadaan tidak prima, baik
kesehatan badan maupun jiwanya, rasanya suatu keberhasilan akan sulit tercapai.
Namun, yang perlu ditekankan disini adalah kemauan untuk terus berusaha dan
belajar. Di mana ada kemauan berusaha, di situlah terbentang jalan.
Pada prinsipnya, berbicara di depan umum seperti halnya berpidato
sama dengan bercakap-cakap, keduanya menuntut interaksi langsung antara
pembicara pendengar. Kalau komunikasi dan interaksi tidak berjalan secara
langsung, maka pidato itu kurang berhasil.
3.2.1
Menghilangkan rasa takut ketika Berbicara
Beberapa dari Anda mungkin
pernah mengalami saat dimana Anda takut untuk berbicara di depan umum. Anda
merasa tertekan, takut, ingin membatalkan situasi itu atau bahkan kabur dengan
memberikan orang lain berbicara.
Anda tidak perlu merasa malu karena Anda tidak bisa berbicara di depan
umum, tapi Anda juga seharusnya tidak perlu kabur dan takut akan hal ini.
Perasaan yang Anda alami dialami juga oleh banyak orang, bahkan orang-orang
profesional yang sudah sering berbicara di depan umum juga pernah merasakan hal
ini.
Seseorang yang akan berbicara di depan umum harus berhasil melewati 'tembok
penghalangnya'. Misalkan saja, Anda harus mencoba untuk menghindari membuat
sebuah contekan dan kemudian dihafalkan. Cara ini menjadi sebuah tradisi yang
biasa digunakan oleh orang banyak, bahkan buruknya adalah pada saat Anda lupa
dengan apa ingin Anda bicarakan, Anda akan tiba-tiba berhenti berbicara dan
mengeluarkan contekan. Hal ini dapat merusak penilaian orang terhadap citra
Anda.
3.2.2
Menguasai Situasi saat Berbicara
Saat berbicara di depan umum, Anda sebaiknya jangan pernah berbicara
menggunakan pikiran saja melainkan hati yang melaksanakan. Sering kali kita
jumpai masalah seperti ini, sebagian orang terlalu terpaku pada pokok bahasan yang dibawakan dan arahan yang disusun.
Berbicara dengan hati jauh lebih nyaman dibanding harus berbicara
dengan penuh konsentrasi dan memperhatikan gaya bahasa. Dengan cara seperti
ini, pendengar akan merasa lebih nyaman saat mendengarkan pembicaraan dalam
kondisi bebas dan tidak dipaksakan.
Pandangan mata juga sangat berpengaruh terhadap kelancaran
penyajian saat berbicara, jangan memandang hanya kepada satu titik. Biarkan
mata menjelajah kemana-mana untuk mengetahui intensitas ketertarikan audiens.
Selain itu, saat berbicara di depan umum Anda perlu mengendalikan suara pada
titik nyaman Anda. Cara ini dapat menarik perhatian serta memberi kenyamanan
juga kepada para pendengar. (Pringgawidagdo, 2002:4)
Alangkah baiknya, untuk lebih menguasai situasi saat berbicara di
depan umum Anda harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengemas
pembicaraan agar lebih menarik. Karena seseorang dikatakan mampu mendengarkan
jika ia dapat menangkap atau menerima dengan benar apa yang didengarnya.
3.2.3
Etika Berbicara di Depan Umum
Seseorang yang akan tampil berbicara di depan umum harus dapat
menarik dan menyesuaikan diri dengan keadaan tempat dan suasana. Orang yang
akan berbicara pun tentu akan berusaha untuk tampil dengan baik serta menarik
demi mencari perhatian dari pendengarnya.
Berbicara merupakan komunikasi lisan, berarti ketika Anda sedang
berbicara di depan umum Anda harus memahami karakteristik atau ciri bahasa
lisan.
Ketika Anda akan membuka sebuah pembicaraan, sebaiknya terlebih
dahulu Anda mengucapkan salam serta ucapan terima kasih kepada pihak yang telah
memberikan kesempatan untuk berbicara di depan umum.
Saat berbicara di depan umum, kemukakan hal-hal atau
masalah-masalah penting yang akan Anda sampaikan. Sehingga pendengar dapat
menyerap dengan baik apa yang disampaikan pembicara.
Jika para pendengar Anda telah menunjukkan sikap yang baik serta
merespon apa yang Anda bicarakan, yakinlah bahwa itu merupakan modal yang
sangat berharga untuk menambah rasa percaya diri Anda ketika berbicara di depan
umum.
BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
Berbicara di
depan umum merupakan salah satu teknik atau seni berbicara
yang harus dimiliki oleh pembicara untuk mampu
menarik perhatian audiens. Saat
berbicara, Anda juga membutuhkan persiapan yang baik untuk mengantisipasi gangguan yang akan muncul ketika seseorang
berbicara di depan umum. Gangguan tersebut diantaranya adalah kurang
antusiasnya audiens untuk memperhatikan pembicaraan yang disampaikan.
Persiapan
mental atau yang berkaitan dengan kejiwaan amat penting untuk seseorang yang
akan berbicara di depan umum. Selain persiapan
mental, persiapan materi juga harus dilakukan dengan baik dan benar. Karena
kesiapan materi atau pesan yang akan kita sampaikan akan sangat mempengaruhi
kesiapan kita secara mental, seseorang yang akan tampil di depan umum harus dapat menyesuaikan diri
dengan keadaan tempat dan suasana.
Keberhasilan seseorang dalam berbicara juga ditentukan oleh keadaan
fisik dan kejiwaannya, yang perlu ditekankan disini adalah kemauan untuk terus
berusaha dan belajar. Di mana ada kemauan berusaha, di situlah terbentang
jalan.
Seseorang yang akan berbicara di depan umum harus berhasil melewati 'tembok
penghalangnya'. Misalkan saja, Anda harus mencoba untuk menghindari membuat
sebuah contekan dan kemudian dihafalkan.
Seseorang yang akan tampil berbicara di depan umum harus dapat
menarik dan menyesuaikan diri dengan keadaan tempat dan suasana. Orang yang
akan berbicara pun tentu akan berusaha untuk tampil dengan baik serta menarik
demi mencari perhatian dari pendengarnya.
Saat berbicara di depan umum, kemukakan hal-hal atau
masalah-masalah penting yang akan Anda sampaikan. Sehingga pendengar dapat
menyerap dengan baik apa yang disampaikan pembicara.
Jika para pendengar Anda telah menunjukkan sikap yang baik serta
merespon apa yang Anda bicarakan, yakinlah bahwa itu merupakan modal yang
sangat berharga untuk menambah rasa percaya diri Anda ketika berbicara di depan
umum.
4.2 SARAN
Berdasarkan simpulan di
atas, kita seharusnya memahami bahwa keterampilan berbicara merupakan hal
penting yang harus dikuasai untuk dapat menambah rasa percaya diri
ketika berbicara di depan umum.
Seiring dengan perkembangan tekhnologi,
maka penulis menyarankan agar memperbanyak latihan dan menambah pengetahuan
serta pengalaman sehingga dapat menyampaikan bahan pembicaraan yang berkelas.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan
yang terdapat dalam pembahasan materi di atas. Oleh karena itu, penulis berharap
agar semua pihak dapat memaklumi
kekurangan tersebut.